Rabu, 10 April 2013

resensi

Resensi Novel Merantau Ke Deli
1.      Identitas buku
Judul                          : Merantau ke Deli
Penulis                        : Prof. DR (buya) HAMKA
Penerbit                      : Bulan Bintang 1977
Bahasa                        : Melayu
Jalan cerita ….
Buku ini mengisahkan seorang wanita, Poniem yang diselamatkan dari lembah kehinaan oleh seorang lelaki bujang, Leman. Dia dinobatkan sebagai isteri dalam sebuah rumahtangga yang bahagia. Poniem begitu setia terhadap suaminya dan berusaha sedaya upaya untuk membantu dalam segenap urusan rumahtangga dan pekerjaan suaminya. Walaubagaimanapun ketenangan hidup berumahtangga mereka semakin hari semakin hilang setelah Leman mulai beroleh kesenangan dari perniagaannya. Sebagai lelaki yang berasal dari keluarga Minang, dia ditekan oleh keluarga supaya mengahwini seorang gadis berketurunan sama untuk meneruskan adat dan budaya.
Lama-kelamaan Leman termakan pujukan tersebut dan menerima cadangan kaum kerabatnya. Leman berkahwin lagi dan berjanji kepada Poniem tidak akan mengabaikan kebajikan dan perasaannya sebagai isteri pertama. Namun tidak berapa lama, janji tinggal janji. Isteri mudanya jauh lebih pandai menghias diri dan bermanja, malah mengadu domba supaya Leman lebih mengasihinya. Pergaduhan mula menjadi-jadi antara dua madu yang tinggal serumah itu. Perniagaan Leman yang selama ini dibantu Poniem pun hendak dikuasai oleh isteri muda. Leman yang serba-salah pada mulanya oleh kelakuan kedua-dua isterinya mula memihak kepada isteri muda.
Satu pergaduhan besar berlaku hingga Leman menceraikan Poniem. Sejak hari itu Poniem menghilangkan diri. Perniagaan yang dibina Leman bersama Poniem selama ini mula kerugian, tambahan lagi dengan sikap tamak isteri yang baru. Barulah Leman menyedari, selama ini dia menumpang kebijakan dan ketekunan Poniem dalam berniaga. Tapi nasi sudahpun menjadi bubur.
Poniem akhirnya bertemu jodoh baru yang lebih memahami dan menghargainya, iaitu salah seorang daripada pekerja terbaik di kedainya dahulu. Mereka membina perniagaan baru dengan sedikit modal yang ada pada mereka. Perniagaan itu berkembang maju hingga mereka menjadi senang dan berjaya mengumpul wang untuk membeli rumah dan tanah.
Sementara itu Leman dan isteri mudanya dulu semakin hari semakin jatuh miskin. Semua teman-temannya yang dulu menggeleng kepala melihat keadaannya yang kian hari kian sukar. Pertemuan kembali Leman dan Poniem benar-benar menginsafkan Leman - apatah lagi Poniem telah menjadi senang dan mempunyai suami baru yang menghargainya.

(Kelebihan & Kekurangan)
·         Kelebihannya :
-          ceritanya menarik yang mengkisah kan 2 suku yang berbeda yaitu Jawa dan Minang
-          kebiasaan orang Minangkabau masa itu yang agak menabukan perkawinan antar etnis. Melalui tokoh Leman, Poniem, dan Mariatun, Hamka ingin memberikan gagasan pemikiran bahwa perkawinan antara sesama orang Minangkabau tidak selalu baik, dan, sebaliknya, perkawinan antar etnis, seperti lelaki Minangkabau dan gadis Jawa, tidaklah buruk.
-          menjelajahi sifat manusia yang lebih menyanjung adat kebudayaan seperti kata pepatah.. Biar mati adat jangan mati anak.
-          memaparkan kesetiaan isteri bukan saja pada sikap yang begitu tolenrasi ( adanya poniem ciri ciri wanita Khadijah) tapi dilupakan oleh sang suami bila sudah dapat isteri barunya.


·         Kekurangannya :
-          Terletak pada bahasa yang digunakan. Karena bahasa yang digunakan yaitu antara bahasa minang-indonesia dan bahasa melayu.


Kesimpulan :
Amanah yang dapat kita ambil sangat banyak, misalnya harus mempunyai kesabaran dalam menghadapi persoalan hidup, menghargai setiap suku-suku di Indonesia dan masih banyak lagi ilmu yang terkandung di dalamnya.
Novel ini layak dibaca oleh kalangan anak remaja maupun dewasa, bahkan orang tua sekalipun, dikarenakan ceritanya menarik.
Unsur Intrinsik & Unsur Ektrinsik:
1.      Tema :
Merantau ke Deli ini bertemakan tentang Perbedaan, percintaan, dan kesetiaan.
2.      Tokoh :
-          Poniem
-          Leman
-          Mariatun
3.      Latar / Setting : di Deli SumUt , di kantor , pasar dekat kantor, dirumah
4.      Amanah :
Amanah yang dapat kita ambil sangat banyak, misalnya harus mempunyai kesabaran dalam menghadapi persoalan hidup, menghargai setiap suku-suku di Indonesia dan masih banyak lagi ilmu yang terkandung di dalamnya.
5.      Alur : alur yang dipake adalah maju mundur.
6.      Sudut Pandang : sudut pandang penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.
7.      Gaya penulisan : dalam novel ini , penulis menggunakan bahasa minang-indonesia dan bahasa melayu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar